Konflik Palestina-Israel meletus pada 7 Oktober ketika kelompok Palestina, Hamas, meluncurkan "Operasi Badai Al Aqsa", serangan mendadak dari segala penjuru termasuk menembakkan roket dan menyusupkan anggotanya ke wilayah Israel lewat jalur darat, laut dan udara.
Presiden Prancis Emmanuel Macron ketika tiba di Israel pada Selasa berjanji untuk tidak membiarkan Israel terisolasi dalam pergulatan melawan kelompok militan, tetapi memperingatkan adanya risiko konflik regional.
Dua puluh truk yang membawa bantuan kemanusiaan memasuki Gaza dari Mesir pada Senin (23/10), tetapi jumlah itu masih jauh dari mencukupi, kata para aktivis kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi kembali menegaskan bahwa Israel harus melindungi warga sipil meskipun memiliki hak untuk mempertahankan diri dalam konflik.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian memperingatkan Israel bahwa Timur Tengah bisa lepas kendali, jika tidak menghentikan serangan ke Gaza.
Badan mata-mata terkemuka China mengatakan bahwa seorang warga negaranya yang bekerja di sebuah lembaga pertahanan dituduh menjadi mata-mata Amerika Serikat (AS) pada Minggu (22/10/2023).
Para pakar hak asasi manusia PBB memperingatkan bahwa kampanye militer berkelanjutan Israel di Gaza dapat dianggap sebagai bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg membahas situasi terkini di Gaza lewat telepon, kata Direktorat Komunikasi Turki dalanm X pada Sabtu.
Organisasi non-pemerintah internasional yang fokus untuk melindungi kebebasan pers di seluruh dunia, Reporters Without Borders (RSP, pada Jumat mengutuk tekanan Israel terhadap media-media di Jalur Gaza selama dua pekan terakhir.
Saat konflik mematikan Israel-Hamas memasuki hari ke-14, Ismail Qishta, seorang warga di kota perbatasan Rafah di Gaza, masih menunggu bantuan kemanusiaan