“Kalau kepala dinas tidak peduli, patut dipertanyakan: apakah Anda bagian dari daerah ini atau tidak,” sindirnya.
Festival ini diikuti oleh 9 tim dari tingkat SMA dan 7 tim dari tingkat SMP dari berbagai desa di Maluku Tenggara. Selain memperebutkan piala, kegiatan ini bertujuan untuk mempererat persaudaraan serta melestarikan olahraga dan tradisi bahari.
“Dengan memohon berkat Tuhan Yang Maha Kuasa, Lomba Dayung Perahu Naga saya nyatakan dibuka!” ujar Thaher saat membuka secara resmi kegiatan yang diprediksi akan menjadi magnet wisatawan lokal maupun mancanegara.
Perwakilan panitia, Neng Warayaan, melaporkan bahwa lomba ini bertujuan untuk menjaring bibit atlet dayung muda sekaligus mengenalkan olahraga dayung sebagai bagian dari identitas budaya maritim masyarakat Maluku Tenggara.
“Olahraga dayung memiliki sejarah panjang di sini karena erat kaitannya dengan kondisi geografis kepulauan dan kehidupan bahari masyarakat,” jelasnya. dilansir infopublik.id