CARAPANDANG.COM- Pada musim panas kulit yang terkena paparan sinar matahari atau sinar ultraviolet (UVB) dalam durasi yang lama berpotensi menyebabkan fotodermatitis.
Menurut siaran Hindustan Times pada Selasa, dokter kulit Indian Cancer Society, Mumbai Dr. Satish Bhatia mengatakan kulit dapat menjadi sensitif terhadap radiasi UV karena kombinasi sensitivitas internal dan paparan lingkungan.
Menurutnya, meskipun memicu respons imun yang lebih parah terhadap cahaya, kondisi ini sering disalahartikan sebagai kulit terbakar.
"Gejala fotodermatitis meliputi kulit kemerahan, yang juga dapat tampak memerah dan teriritasi. Seseorang mungkin mengalami rasa gatal yang terus-menerus di area tubuh yang terkena," katanya.
Ia menjelaskan pada reaksi yang parah, bisa muncul lepuhan berisi cairan dan kulit yang mengelupas, serta mungkin mengalami bengkak atau pembengkakan lokal, terutama pada wajah, leher, atau lengan.
"Reaksi alergi, rasa gatal, dan gejala pernapasan adalah beberapa tanda lain dari fotodermatitis. Tanda-tanda awal kondisi ini dapat muncul dalam beberapa jam setelah terpapar pemicu," imbuhnya.
Timbulnya fotodermatitis disebabkan oleh paparan sinar matahari atau tempat penggunaan tanning bed, reaksi terhadap obat-obatan tertentu, seperti antibiotik atau diuretik.