"Hal ini telah memicu kekhawatiran di semua level pemerintahan. Evaluasi mendesak terhadap ketergantungan digital kami saat ini sedang dilakukan," ungkap seorang pegawai negeri senior yang berbicara secara anonim kepada De Volkskrant. Dia menjelaskan bahwa insiden tersebut telah mendorong peninjauan ulang darurat dalam lingkungan pemerintah Belanda.
Jaksa ICC Karim Khan berbicara dalam sebuah konferensi pers di Khartoum, Sudan, pada 12 Agustus 2021. (Xinhua/Mohamed Khidir)
Klaas Knot, presiden bank sentral Belanda, De Nederlandsche Bank (DNB), pada Selasa (20/5) memperingatkan bahwa sistem-sistem nasional utama sangat bergantung pada teknologi yang dikendalikan dari luar negeri. Bahkan lembaga-lembaga yang tampak seperti lembaga lokal pun sering kali bergantung pada infrastruktur inti dari perusahaan-perusahaan AS, paparnya. Sebagai contoh, Knot menyebutkan bahwa sistem pembayaran Belanda, iDEAL, bergantung pada dua perusahaan asal AS yang menguasai lebih dari 60 persen pasar Eropa.
Knot juga menyuarakan kekhawatirannya mengenai sektor layanan komputasi awan (cloud). Dia menjelaskan bahwa bank, perusahaan, dan lembaga-lembaga pemerintah, termasuk DNB itu sendiri, menyimpan data sensitif mereka pada penyedia layanan seperti Amazon, Google, dan Microsoft.