Andy Kurniawan menjelaskan, variabel Indeks Kesejahteraan Sosial seharusnya tak hanya diukur terbatas dari kebutuhan dasar seperti makan. Menurutnya, kesejahteraan juga perlu diukur dari akses seseorang terhadap pendidikan hingga kesehatan.
"Indeks Kesejahteraan Sosial bisa melengkapi karena pendekatannya bukan hanya basic needs tapi environment approach," katanya.
Ia menegaskan kesejahteraan tidak lagi didapatkan dari ukuran individu tapi bagaimana diterimanya seseorang di lingkungannya. Ia memberikan contoh kesejahteraan pada penyandang disabilitas.
"Treatment kita selama ini untuk penyandang disabilitas hanya untuk bagaimana mereka bisa mendapatkan layanan, diakui dan sebagainya. Tapi kita tidak pernah mengukur bagaimana lingkungan itu menerima disabilitas," katanya.
Ia menyebutkan penyelenggaraan kesejahteraan sosial memiliki tiga aspek utama. Pertama, surviving, yaitu memastikan orang bisa bertahan hidup lewat pangan hingga kesehatan.
"Ada program perlindungan dan jaminan sosial, penerima bantuan iuran, program keluarga harapan, sembako, bantuan pangan non tunai, itu manifestasi dari surviving," terangnya.
Lalu, kedua, ia menyebutkan core business kesejahteraan sosial berupa functioning. Rehabilitasi mengembalikan fungsi dan perannya. Lalu, terakhir empowering atau pemberdayaan. "Kalau sudah tiga-tiganya didapatkan masyarakat rentan, maka orang bisa dikategorikan sejahtera," katanya.