Beranda Ekonomi Program Desa Devisa Naikan Pendapatan Penenun NTT 30 Persen

Program Desa Devisa Naikan Pendapatan Penenun NTT 30 Persen

Dari program ini, didapatkan rata-rata peningkatan per penenun 30 persen, yang awalnya Rp750 ribu hingga Rp1 juta per bulan

0
Tenun NTT

CARAPANDANG - Program Desa Devisa yang dijalankan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank untuk penenun di Nusa Tenggara Timur membantu mendongkrak pendapatan penenun hingga 30 persen.

“Dari program ini, didapatkan rata-rata peningkatan per penenun 30 persen, yang awalnya Rp750 ribu hingga Rp1 juta per bulan, sekarang Rp975 ribu hingga Rp1,3 juta per bulan,” kata CEO Tenunin Hayatul Fikri Aziz, salah satu pendamping program, dalam media briefing di Labuan Bajo, NTT, Kamis.

Program Desa Devisa Tenun NTT mencakup 31 desa yang tersebar di Kabupaten Alor, Belu, Sikka, Ende, dan Sumba Timur.

Menurut Aziz, program ini telah berkembang dari yang mulanya hanya 5 kelompok dengan 120 orang, kemudian berkembang menjadi 522 penenun di NTT.

Salah satu penenun asal Kampung Hula di Pulau Alor adalah Mama Sariat Tole yang sudah menekuni seni menenun sejak usia lima tahun. Ia menggunakan benang kapas hasil tanam sendiri dan pewarna alami dari bahan lokal seperti tinta cumi, daun kelor, kunyit, hingga akar mengkudu.

Karya-karyanya telah dipamerkan di 13 negara dan ia tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pembuat warna alami terbanyak untuk kain tenun.

LPEI pun memberdayakan Mama Sariat sebagai mentor dalam program Desa Devisa Klaster Tenun NTT, khususnya untuk mendampingi penenun dalam penggunaan pewarnaan organik dan benang alami.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here